Sejarah Lampuyang



Sebelum masa penjajahan Belanda masuk ke Aceh dan ke Pulo Aceh ada seorang tokoh Gampong Lambadeuk Kec. Peukan Bada datang ke Gampong Lampuyang yang merupakan salah satu Gampong di Pulo Breuh. Pada saat tiba di Gampong Lampuyang seoarang yang bernama Tgk. Chik Lampuyang membuat 3 (tiga) buah sumur yang sekarang terletak di dusun Unzir, dusun Imam Mansyur dan dusun Tgk. Yahya. Setelah sumur selesai digali beliau melanjutkan kegiatan membersihkan teluk (babah lhoh) hal ini dilakukan karena teluk tesebut sangat kecil dan tidak bisa masuk sampan kecil pada saat itu, pembersihan teluk itu selesai dalam tempo 2 (dua) hari. Dan Tgk. Chik Lampuyang kembali ke Gampong Lambadek mengajak enam mukim ke Lampuyang, setelah tiba di Lampuyang dua hari kemudian mareka kembali ke Banda Aceh dengan menumpang sampan dayung kecil. Setelah itu mareka kembali lagi ke Lampuyang untuk membuka lahan pertanian, sawah, kebun kelapa. Setelah mareka siap membuka lahan terjadi suatu bencana “Ie Beuna (air datang tiba-tiba)” melanda Pulo Aceh ±3 (tiga) meter ketinggian air. Setelah bencana itu terjadi mareka terus melanjutkan aktifitas mareka.

Dasar terbentuk nama Gampong Lampuyang menurut masyarakat setempat banyak versi diantara nya kata Lampuyang itu berasal dari kata “lampu yang sangat besar dan lampu itu tidak pernah padam” sampai sekarang masyarakat setempat tidak tahu arti dan makna nama Lampuyang tersebut.




Lampuyang

Alamat
Jl. Dja Sabang Gampong Lampuyang
Phone
-
Email
[email protected]
Website
lampuyang.sigapaceh.id

Kontak Kami

Silahkan Kirim Tanggapan Anda Mengenai Website ini atau Sistem Kami Saat Ini.

Total Pengunjung

22.767